Penemuan Biochip

Seorang profesor dari Rensselaer Polytechnic Institute, Amerika, bernama Jonathan S. Dordick, baru-baru ini dalam risetnya berhasil mengembangkan sebuah biochip yang diharapkan mampu menggantikan tempat hewan-hewan percobaan lab pada proses animal test di laboratorium perusahaan-perusahaan kimia.
Selama ini, animal testing telah banyak menimbulkan perdebatan pro-kontra antara kaum industrialis dan pecinta lingkungan hidup. Animal testing seolah telah menjadi suatu sisi gelap dari setiap penelitian dan eksperimen kimia baik untuk kepentingan medis, kosmetika, maupun pengembangan kimia lainnya. Tikus, kelinci, anjing, dan monyet selama ini telah banyak dipergunakan untuk eksperimen kimia baik untuk keperluan medis maupun komersil.
Dengan pemakaian biochip ini nantinya diharapkan dapat menekan angka animal testing pada industri farmasi hingga 70% dari angka yang ada sekarang.
Dordick mengatakan bahwa dirinya bersama teamnya telah membuat dua biochip yang dapat dipergunakan untuk mengetahui level racun pada sebuah eksperimen kimia dan obat-obatan pada sell dan organ manusia.
Lebih lanjut Dordick mengatakan bahwa biochip ini berbeda dengan chip komputer. Chip ini akan berubah warna menjadi merah jika zat kimia yang dimasukkan membunuh sell yang ada, dan akan bercahaya hijau jika zat kimia yang dimasukkan membuat sell didalam chip tetap hidup. Dordick yang merupakan salah satu pendiri Solidus Biosciences Inc. di New York berharap akan dapat mengkomersialisasikan chip ini. Sejauh ini ia mengatakan beberapa perusahaan farmasi dan kosmetik telah menghubunginya karena tertarik dengan biochip temuannya tersebut

0 komentar: